Proses menerbitkan artikel di jurnal internasional terkadang memerlukan kesabaran ekstra. Tidak hanya bagi penulis, kami yang bertugas sebagai jembatan akademik pun kadang turut larut dalam kegembiraan saat editor menyatakan menerima artikel penulis, pun saat harus kecewa saat editor hanya menuliskan satu kata singkat “Reject” dalam email yang dikirimnya.
Minggu ini kami berkesempatan bertemu dengan penulis-penulis hebat di bidangnya masing-masing. Kami berkomunikasi dengan mereka dengan cukup intensif untuk mempelajari kemungkinan-kemungkinan artikel ilmiah mereka dapat diterbitkan di jurnal internasional, terindeks Scopus tentunya.
Perjalanan dimulai dengan menerjemahkan artikel mereka ke Bahasa Inggris. Bidang keilmuan artikel yang berbeda-beda membuat kami belajar banyak hal. Kami bertemu dengan artikel di bidang Administrasi Bisnis. Kami juga menggarap artikel dengan tema dari bidang ilmu Biologi. Ada pula penulis di bidang Hukum Kriminal yang menulis sebuah karya menarik tentang hubungan antara dasar filosofis negara Indonesia dan perbaikan sistem hukum kriminal. Dan baru-baru ini kami bertemu pula dengan karya ilmiah di bidang Pertanian yang mengulas soal metode-metode inovatif dalam pengolahan pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Usai diterjemahkan, tugas kami selanjutnya adalah mencarikan jurnal yang tepat sesuai dengan topik artikel mereka. Pekerjaan ini terbilang gampang-gampang susah. Karena kami harus terlebih dahulu mengidentifikasi kata-kata kunci utama dari suatu artikel. Kemudian, kami mencocokkannya dengan basis data jurnal yang terindeks Scopus. Tidak berakhir di situ, kami pun harus memelajari terlebih dahulu cakupan (aim and scope) dari masing-masing jurnal. Jika kata-kata kunci tadi tidak cocok dengan cakupan jurnal, maka kami segera beralih ke pilihan jurnal lainnya.
Terkadang kendala pemilihan jurnal tidak hanya berkaitan dengan cakupan topik jurnal, tetapi juga syarat yang ditetapkan oleh jurnal tersebut. Misalnya, ada beberapa jurnal yang mensyaratkan penulis untuk mengusulkan tiga sampai enam reviewer independen sesuai topik artikelnya. Biasanya, para calon reviewer ini harus berasal dari perguruan tinggi yang berbeda dengan penulis. Dan mereka harus berasal dari dua atau tiga negara yang berbeda dengan penulis. Tujuannya adalah untuk memastikan penulis mengikuti perkembangan terbaru bidang keilmuan yang bersangkutan, serta mengenali penulis-penulis yang sudah kondang di bidang mereka tersebut. Syarat seperti ini biasanya diminta oleh jurnal-jurnal terbitan Malaysia dan penerbit Inderscience.
Dari proses di atas, biasanya kami akan memberikan beberapa alternatif judul jurnal kepada masing-masing penulis. Kami menyerahkan keputusan pemilihan jurnal kepada penulis. Karena bagaimanapun, penulis jauh lebih mengetahui isi karyanya sendiri dibandingkan kami yang orang luar, meskipun kami turut pula dalam proses penerjemahannya.
Setelah ditentukan satu judul artikel, barulah kami bertugas mengirimkan artikel tersebut ke jurnal yang dituju. Namun sebelumnya, kami harus melakukan formatting di artikel penulis tersebut. Ini mencakup pembenahan layout halaman, jenis huruf, ukuran huruf, pengaturan tabel dan gambar, serta pengecekan terhadap daftar pustaka.
Perjalanan menembus jurnal terindeks Scopus memang panjang. Namun jika berhasil, ada suatu kegembiraan tersendiri yang dirasakan penulis. Apalagi, pemerintah kita dengan baik hati siap mengucurkan insentif bagi mereka yang berhasil menerbitkan karya di jurnal internasional.